Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi Sub Korwil Kolaka
dibuka secara resmi, Senin 11 Maret 2013 di Desa Watalara Kabupaten Kolaka
melalui Upacara pembukaan secara Adat Mekongga. Pembukaan ini dihadiri oleh
Irup Danrem 143/ Halu Oleo, Kapolda Sultra, Wagub Sultra, serta segenap pejabat
Muspida dan masyarakat setempat. Diawali
pada pukul 09.00 WITA, dengan pengalungan kepada Bapak Fadillah selaku Komandan
Korem Sulawesi Tenggara, Bapak Rafael selaku Koordinator Kopassus, beserta
perwakilan dari tim Ahli, yaitu Pak Rahmat dari Universitas Padjajaran. Selesai
pengalungan para tamu undangan dan peserta digiring menuju lapangan upacara
dengan tarian Mondotambe, yaitu tarian yang biasa digunakan untuk menyambut
para tamu yang dihormati.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3YNHSG7FtHNDjn_CBY5zLr2hz39cY6r0G0SyA9u1317pfVaKXbt_UorHZnEDWk8I3Jm-P4yceMKBWxWiAxQQy5oOg5enYASgoemlI0FcvoPAaHdh3OjbnvhRKYVDNEAwohMnX5B0Yzh8/s400/pengalungan.jpg) |
pengalungan para peserta undangan |
Prosesi pertemuan secara adat di saung depan
lapangan upacara antara kedua belah pihak secara adat dengan perwakilan tamu
undangan dan pemuka adat, diwakili oleh Bapak Fadillah sebagai perwakilan dari
tamu undangan dan Bapak Muhammad Syarif,
sebagai tokoh adat daerah setempat.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt723Ou1TNI7n-45O7CHTREPJLfa-xHBz4OJsZVZ8tvAfnKbUOnOaejVhX4aqFSE8UVKTwNKKfsr3Bwu3-7GgQeLNRDqgVZuhfdjG9nRg69hlQEEoWjEJSUZ4DXO56y2VWulocVM5C0tU/s320/pertemuan+secara+adat.jpg) |
prosesi pertemuan secara adat |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi28YSyMWNv6TCBcsH3W2U6vKeo39HOW6_Vqe8qeErD44avhiVnl_WvhOu2PKFdlm5wBspdIPLwWh1n7VeyvuIapG9V2lHiIg5LobbkE3FVUkaWkcVE1qj5JGYpi3Fn9bFbTuUlNLFN13M/s320/pertemuan+secara+adat1.jpg) |
prosesi penerimaan secara adat |
Dilanjutkan dengan Upacara pembukaan dengan instruktur
lapangan yang diambil alih oleh Bapak Fadillah, dilakukan penyematan tanda
peserta kepada lima orang perwakilan dari berbagai unsur yang mengikuti
ekspedisi. Selesainya upacara, para tim
ekspedisi pun menunjukkan semangat mereka dengan teriakan yell-yell yang menarik perhatian para tamu undangan lainnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH4aswm3PiX5pJgf5dQg-_wdePzbZxEjqfB88QiRHI0OUyvslPROBI0IBi-bS_ms50lq1AsFjSm2Qzv7XYoe2ygd1_w0YyjOsgPB0J6lsTGP94ZjRDmkOAoIGnUXowF4k54a59jACgOLM/s400/upacara.jpg) |
upacara pembukaan |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3atPGVaWdA_cY96S_1KxDAtZPuHep9WddxCnz25xWb2SbVC3uDK9QI_D4W7ocDO1WiXvD9PqBUa6GWgt_vPHh02TkCYvnpSWyHpIZ91pDve9tgZqK7Ww9CQZIRnNa9HqrpaTLZVttgLs/s320/pengalungan+tanda+peserta+tim.jpg) |
pengalungan tanda peserta o;ek ispektur upacara |
Di dalam rangkaian acara ini juga menampilkan beberapa
jenis tarian adat, yaitu tari Malulo tradisional, Modinggo
serta diakhiri dengan tarian Sangia Nibandera yang diiringi dengan permainan
alat musik tradisional. Tari Malulo tradisional merupakan yang biasa dibawakan oleh muda mudi untuk
mencari jodoh, sedangkan Tari Modinggo diartikan sebagai wujud syukur atas
panen raya. Berbeda dengan Tari Sangia Nibandera, tari ini menceritakan tentang
Raja yang pertama kali memeluk ajaran agama islam, dengan nama asli Laduma,
yang mana dikenal dengan gelar Sangia Nibandera.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPU3_qYbuZKbIvWdbbuHKPFMFb2zU_xn9KCB_GSMYfUTMhA9cUgpGWQ89sIHlNrZ_AYF9r2_XkOb5suQUXjVSG6EIviptv5bOWbFKP_M7KdOvHD3__efR0etBAZ9Vb04cwY9SgDmBvt7c/s320/tarian+1.jpg) |
tarian malulo |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg60ufFvflwvIyoqjIbuLYi9oYy0ewK-qXOqxI0PX89y9W9utKpVtZxrP_VH42cnaF-7b7Src5DaQfudxYydXGtmzx1yriUwkN5AVAWWFXDnnExJ4-wfDVsUwNF0jvjlKxpiT1PtErbjLs/s320/tarian+2.jpg) |
tarian nibandera |
Penutupan acara diakhiri dengan ritual Mosehe, yaitu
pemotongan kerbau, sebagai ritual untuk izin kepada penguasa alam agar
dilancarkan dalam perjalanan tim ekspedisi dalam pelaksanaannya.