Kamis, 21 Maret 2013

Pembukaan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi Sub Korwil IX- Kolaka

Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi Sub Korwil Kolaka dibuka secara resmi, Senin 11 Maret 2013 di Desa Watalara Kabupaten Kolaka melalui Upacara pembukaan secara Adat Mekongga. Pembukaan ini dihadiri oleh Irup Danrem 143/ Halu Oleo, Kapolda Sultra, Wagub Sultra, serta segenap pejabat Muspida  dan masyarakat setempat. Diawali pada pukul 09.00 WITA, dengan pengalungan kepada Bapak Fadillah selaku Komandan Korem Sulawesi Tenggara, Bapak Rafael selaku Koordinator Kopassus, beserta perwakilan dari tim Ahli, yaitu Pak Rahmat dari Universitas Padjajaran. Selesai pengalungan para tamu undangan dan peserta digiring menuju lapangan upacara dengan tarian Mondotambe, yaitu tarian yang biasa digunakan untuk menyambut para tamu yang dihormati.
pengalungan para peserta undangan

Prosesi pertemuan secara adat di saung depan lapangan upacara antara kedua belah pihak secara adat dengan perwakilan tamu undangan dan pemuka adat, diwakili oleh Bapak Fadillah sebagai perwakilan dari tamu undangan dan Bapak Muhammad  Syarif, sebagai tokoh adat daerah setempat.
  
prosesi pertemuan secara adat
prosesi penerimaan secara adat
 Dilanjutkan dengan Upacara pembukaan dengan instruktur lapangan yang diambil alih oleh Bapak Fadillah, dilakukan penyematan tanda peserta kepada lima orang perwakilan dari berbagai unsur yang mengikuti ekspedisi.  Selesainya upacara, para tim ekspedisi pun menunjukkan semangat mereka dengan teriakan yell-yell yang menarik perhatian para tamu undangan lainnya. 

upacara pembukaan
pengalungan tanda peserta o;ek ispektur upacara
 Di dalam rangkaian acara ini juga menampilkan beberapa jenis tarian adat, yaitu tari Malulo tradisional, Modinggo serta diakhiri dengan tarian Sangia Nibandera yang diiringi dengan permainan alat musik tradisional.  Tari Malulo tradisional merupakan yang biasa dibawakan oleh muda mudi untuk mencari jodoh, sedangkan Tari Modinggo diartikan sebagai wujud syukur atas panen raya. Berbeda dengan Tari Sangia Nibandera, tari ini menceritakan tentang Raja yang pertama kali memeluk ajaran agama islam, dengan nama asli Laduma, yang mana dikenal dengan gelar Sangia Nibandera. 
tarian malulo
tarian nibandera
 Penutupan acara diakhiri dengan ritual Mosehe, yaitu pemotongan kerbau, sebagai ritual untuk izin kepada penguasa alam agar dilancarkan dalam perjalanan tim ekspedisi dalam pelaksanaannya.